ANALISIS SISTEM PEMANTAUAN SUHU DAN KELEMBAPAN SERTA PENYIRAMAN OTOMATIS PADA BUDIDAYA JAMUR DENGAN ESP32 DI FUNGI HOUSE KABUPATEN SEMARANG
DOI:
https://doi.org/10.32497/orbith.v17i3.3446Keywords:
Ruang Budidaya Jamur, Monitoring, Suhu, Kelembapan, Penyiraman OtomatisAbstract
Sistem pemantauan suhu dan kelembapan serta penyiraman otomatis merupakan sebuah metode pengembangan alat Internet of Things yang dapat mendeteksi suhu dan kelembapan serta melakukan penyiraman secara otomatis. Sistem ini akan diimplementasikan pada budidaya jamur tiram. Dalam melakukan budidaya jamur tiram, salah satu hal yang perlu diperhatikan yaitu suhu dan kelembapan. Sebelumnya para petani di Fungi House Desa Genting Kabupaten Semarang tidak pernah melakukan pemantauan suhu dan kelembapan dengan alat ukur, melainkan hanya dengan perkiraan cuaca. Dengan adanya sistem pemantauan suhu dan kelembapan serta penyiraman otomatis ini dapat memudahkan petani dalam melakukan pemantauan suhu dan kelembapan. Selain itu, kualitas baglog akan meningkat menjadi lebih baik dan akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil panen. Pada penelitian ini, ESP32 digunakan sebagai mikrokontroler serta DHT22 sebagai sensor suhu dan kelembapan ruang. Sistem akan membaca suhu dan kelembapan pada ruang budidaya jamur, kemudian hasil pengukuran tersebut akan ditampilkan pada LCD (Liquid Crystal Display). Selain itu, hasil pengukuran suhu dan kelembapan akan dikirimkan oleh ESP32 ke database melalui internet. Hasil pengukuran suhu dan kelembapan akan menjadi parameter untuk on/off pada penyiraman otomatis. Jika suhu atau kelempapan ruang tidak sesuai standar, maka penyiraman otomatis akan menyala. Kemudian ketika suhu dan kelembapan sudah kembali normal dan sesuai standar, maka penyiraman akan berhenti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata akurasi sistem dalam melakukan pengukuran suhu sebesar 99,368% dan kelembapan sebesar 99,139%. Dengan adanya sistem tersebut, kondisi baglog yang kering mengalami penurunan sebesar 83,21%, baglog yang busuk sebesar 87,65%, serta baglog yang mati sebesar 100%, dan terjadi peningkatan kualitas baglog yang baik sebesar 54,18%. Selain itu, dengan adanya sistem ini dapat meningkatkan hasil panen sebesar 48,23%.
Kata Kunci : Ruang Budidaya Jamur, Monitoring, Suhu, Kelembapan, Penyiraman Otomatis
References
Suparti & Wardani. (2014). Protein Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) pada Media Serbuk Gergaji, Ampas Tebu Dan Arang Sekam. Surakarta.
Susilawati & dan Budi R. (2010). PetunjukTeknis Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus var florida) yang Ramah Lingkungan (Materi Ppelatihan Agribisnis bagi KMPH). Palembang: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan.
Sri Waluyo dkk. (2018). Pengendalian Temperatur dan Kelembaban dalam Kumbung Jamur Tiram (Pleurotus sp) Secara Otomatis Berbabis Mikrokontroler. Lampung: Universitas Lampung.
Ayu Y & Tomy A. (2020). Sistem Pemantauan Suhu Pada Proses Sterilisasi Baglog Jamur Dengan ESP32 Berbasis Android Di Fungi House Desa Genting Kabupaten Semarang. Semarang: Politeknik Negeri Semarang.
Aprylia. (2020). Smart House Berbasis Web Server Menggunakan ESP32 Sebagai Door Lock Menggunakan Face Look. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Erma S & Joko T. (2016). Prototype Alat IoT (Internet of Things) Untuk Pengendali dan Pemantau Kendaraan Secara Realtime. Yogyakarta: Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).