Rekayasa Model Mesin Pendingin Ikan Tangkapan Nelayan Dengan Memanfaatkan Kelebihan Daya Mesin Diesel Penggerak Propeler Perahu
Agus Slamet, Wahyu Djalmono Putro
Abstract
Pendinginan Ikan hasil tangkapan menggunakan es blok menyebabkan produktivitas tangkapan ikan nelayan menjadi sangat terbatas karena dibatasi oleh jumlah dan waktu es blok yang akan mencair dalam waktu 12 jam terhitung dari saat perahu nelayan berangkat melaut, sehingga nelayan harus segera pulang atau mendarat untuk mencari es blok baru agar hasil tangkapan ikannya tetap segar dan tidak rusak/busuk. Perahu nelayan yang berkapasitas tangkapan ikan > 150 kg ikan laut menggunakan mesin Diesel berdaya 16 hp untuk menggerakan propeler yang digunakan hanya setengahnya (±8 hp). Pengembangan model mesin refrigerasi bisa dilakukan sehingga dapat memecahkan masalah nelayan penangkap ikan, berupa rancang bangun mesin freezer untuk membekukan ikan. Adapunkebutuhan daya kompresor sistem refrigerasi didapat dari sebagian daya mesin diesel penggerak propeler. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pembuatan prototipe untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tangkapan ikan nelayan, serta mengefektifkan penggunaan daya mesin diesel penggerak propeler yang terpasang di perahu nelayan. Rancang bangun alat ini komponen utama terdiri dari: palkah , evaporator, kompresor refrigeran, kondensordan coil ekspansi, serta pulley pengatur putaran. Metode penelitian dimulai data awal dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, meliputi desain dan prinsip kerja alat serta metode pengujian dan hasil pengujian dan dilengkapi survey lapangan untuk data perahu nelayan. Rekayasa model mesin pendingin ikan tangkapan nelayan ini dengan tahapan menentukan spesifikasi, pemilihan dan rancangan komponen utama , pembuatan dan perakitan semua komponen utama. Tahap pengujian alat dilakukan dengan parameter pengujian yaitu menggunakan sampel uji tangkapan ikan laut 5 kg dengan temperatur 290 C. Data dari pengujian ini adalah waktu pembekuan, temperatur ikan laut beku yang dihasilkan, dan temperatur kerja evaporator. Prosedur pengujian dimulai dari mesin refrigerasi mencapai kondisi tunak dengan temperatur kerja evaporator mencapai -17,20 C, dilanjutnyasampel uji dimasukan ke palkah. Pengambilan data pengujian dengan cara pengukuran temperatur pada evaporator dan ikan laut di dalam palkah setiap waktu 5 menit. Hasil pengujian menunjukkan temperatur dan tekaanan gauge kerja evaporator steady state berturut-turut adalah rata-rata -17,20C dan 0,4 bar dibutuhkan waktu 20 menit, sampel uji membeku pada temperatur -4,20C dan temperatur di dalam ruang palkah -4,60C dalam waktu 210 menit.
Mechanical Engineering Department, Politeknik Negeri Semarang (Semarang State Polytechnic) Address: Jl. Prof. Sudarto, SH., Tembalang, Semarang Email: jurnalrekayasamesin@polines.ac.id WA: 085669661997