MODEL FUNGSI PERMINTAAN PARIWISATA LAWANG SEWU SEMARANG JAWA TENGAH

Karnowahadi Karnowahadi, Endang Sulistyani, Suryadi Poerbo

Abstract


Wisata heritage merupakan aktivitas wisata dengan obyek warisan budaya masyarakat yang
pemanfaatannya tangible maupun bersifat intangible. Produk pariwisata ini relatif sulit
dilakukan penilaian secara kuantitatif karena tidak memiliki sistem harga pasar (non-market
goods). Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk menduga kurva permintaan adalah
metode Contingent Valuation Method dan Multiple Linear Regression. Dengan mengkaji
besaran willingness to pay individu pengunjung maka fungsi permintaan wisata heritage ini
dapat diturunkan. Pengembangan kawasan rekreasi perlu disertai dengan analisis
permintaan masyarakat sebagai pengunjung terhadap kegiatan rekreasi. Tujuan dari
penelitian ini adalah (1) Menurunkan fungsi permintaan rekreasi di Kawasan Lawang Sewu
Semarang, (2) Menganalisis besaran willingness to pay pengunjung kawasan wisata di
Kawasan Lawang Sewu Semarang, (3) Merumuskan strategi pengembangan wisata
heritage di Kawasan Lawang Sewu Semarang. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 125
pengunjung. Alat pengumpulan data digunakan kuesioner, yang diedarkan pada hari biasa
(Senin – Kamis), weekend (Jum’at – Minggu), dan hari libur ataupun hari besar. Metode
yang digunakan adalah Contingent Valuation Method dan Multiple Linear Regression.
Penelitian ini menghasilkan besaran willingness to pay (WTP) pengunjung terhadap
destinasi wisata heritage Lawang Sewu Semarang, sebesar Rp 17.000 setiap kali
berkunjung. Fungsi permintaan wisata heritage Lawang Sewu Semarang memiliki
persamaan sebagai berikut:
Y = 17,5 – 0,48LogWTP + 1.2LogWTPowl – 1.11LogPDPT – 0.45LogUM – 0.22JK –
0,48LogBP – 0,21LogBPowl – 0,3LogJRK + 0,7Prom + 0,1Persp
Perminaan pariwisata heritage di Lawang Sewu Semarang dipengaruhi secara negatif oleh
harga pariwisata (yang diproxy dengan nilai willingness to pay (WTP), harga destinasi wisata
lain, pendapatan pengunjung, umur pengunjung, jenis kelamin pengunjung, biaya
perjalanan, biaya perjalanan obyek wisata lain, jarak, promosi, serta persepsi terhadap
Lawang Sewu. Obyek wisata lain di sekitar Lawang Sewu Semarang merupakan destinasi
wisata yang bersifat komplementer. Strategi pengembangan obyek wisata Lawang Sewu
Semarang adalah dengan mengembangkan fasilitas yang ada, meningkatkan pelayanan,
meningkatkan atraksi pendukung, serta mengembangkan destinasi wisata lainnya di
Semarang sebagai destinasi komplemennya.
Kata Kunci : Fungsi Permintaan, Lawang Sewu, Pariwisata, Semarang, CVM


Full Text:

PDF

References


Agustiananda, Putu Ayu P. 2012. Urban Heritage Conservation in Surakarta, Indonesia :

Scenarios and strategis for the future. International Journal of Civil & Environment

Engineering. 42 (02)

Ariyanto. 2005. Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta. Andi.

Bateman, I.J., Carson, R.T., Day, B., Hanernann, M., Hanley, N., Hett. T., Jones-Lee M.,

Loomes, G., Mourato, S., Ozdemiroglu, E., Pearce,D., Sugden, R., and Swanson, J.

Economic Valuation with Stated Preference Techniques: A Manual. Edward

Elgar Publishing Ltd.

Bishop, R.C., and Heberlein. 1989. The contingent valuation method. In economic valuation

of natural resources. Issues, theory and application. eds. Rebecca L. Johnson and

Cary V. Johnson. Boulder. Colorado. West View Press.

---------. 1979. Measuring values of extra-market goods: are indirect measures biased?.

American Journal ofAgricultural Economics. 61: 926- 930.

BPS Jawa Tengah. 2017. Jawa Tengah Dalam Angka. Semarang. BPS.

Carson, R.T., Mitchell, R.C., Conaway, M.B., and Navrud, S. 1997. Non-Moroccan values for

rehabilitating the Fes Medina, A Report to the World Bank on the Fes Cultural

Heritage Rehabilitation Project.

Chea, Chiam Chooi. 2013. The benefit of conserving living heritage in Melaka City, Melaka.

Doctoral Dissertation. Universiti Putra Malaysia.

Djijono. 2002. Valuasi Ekonomi. Yogyakarta. Andi Offset.

Hananto, Sigit. 1994. Perkembangan Dampak Ekonomi Pariwisata 1985-1993. Jurnal

Perencanaan Wilayah Kota. Edisi Khusus. LPP. IAP. FTSP-ITB.

Hanemann, M. 1996. Theory versus data in the contingent valuation debate. The Contingent

Valuation of Environmental Resources. eds. Bjornstad, D.J., Kahn, J.R. Edward

Elgar. Cheltenham.

---------. 1984. Discrete/Continuous Models of Consumer Demand. Econometrica. 52: 541-

Hanley, N., and Barbier, E.B. 2009. Pricing Nature. Cost Benefits Analysis and

Environmental Policy. Edward Elgar Publishing Limited.

Hufschmidt. 1987. Travel Cost Analysis. Colorado. West View Press.

Karnowahadi. 2015. Economic Valuation of Culture Heritage in Surakarta, Central Jawa.

IISES. August.

McEarchen. 2000. Demand Function Determinants. Edward Elgar Publishing Limited

McFadden, D. 2001. Economic choices. American Economic Review. 91(3): 351-378.

Nicholson, Walter and Christopher Snyder 2008. Microeconomic Theory: Basic Principles

and Extentions. 10th ed. USA. Thomson.

Pitana. 2005. Kepariwisataan. Yogyakarta. Andi Offset.

Pyndick. 2005. Micro Economics. New Jersey. McGrawHill.

Samuelson. 1998. Micro Economics. USA. Thomson.

Sinclair and Stabler. 1997. Micro Economics. USA. McGrawHill.

Tuan, Tran Huu and Navrud, S. 2007. Valuing the cultural heritage in developing countries

comparing and pooling contingent valuation and choice modeling estimates.

Environmental and Resource Economics. 38(1): 51-69.

Varahrami, Vida. 2012. Valuing of Cultural Heritage in Iran, Case Study: Kakh Sadabad.

Global Journal of Human Social Science History and Anthropology. Vol 12. Issues 9.

Version 1.0. Year 2012.

Wistowsky, W. 2007. Canada‘s National Parks: What are they worth to Canadians and

Why?. Doctoral dissertation. University of Guelph. Canada.

Yacob, M.R. and Shuib, A. 2009. Assessing the Preference Heterogeneity in Marine

Ecotourism Attributes by Using Choice Experiment. Journal of Economics and

Management. 3(2): 367-384.

Yakkin. 1997. Economic Valuation. USA. Thomson.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.
slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor