Bata Beton Geopolimer Dari Bahan Fly Ash Limbah PLTU Tanjung Jati Memiliki Banyak Keunggulan

Authors

  • Sutarno Sutarno Politeknik Negeri Semarang
  • Marchus Budi Utomo Politeknik Negeri Semarang
  • Wahjoedi Wahjoedi Politeknik Negeri Semarang
  • Mawardi Mawardi Politeknik Negeri Semarang

DOI:

https://doi.org/10.32497/bangunrekaprima.v3i1.758

Abstract

PLTU   Tanjung Jati merupakan pembangkit listrik cukup besar, saat ini mampu memasok listrik sebesar 12 % untuk kebutuhan listrik   Jawa, Bali dan Madura. (suaramerdeka.com, Suara Muria, 21 Maret 2013 ).   Di sisi lain limbah hasil pembakaran batu bara sebagai bahan energi PLTU Tanjung Jati   berupa fly ash dan botom ash merupakan masalah yang harus ditangani dengan bijaksana karena   menurut PP. No 85 tahun 1999. Fly Ash dan Bottom Ash Tergolong limbah B3 artinya limbah ini tergolong bahan berbahaya dan beracun maka tidak boleh sembarangan dibuang,   harus ada upaya pengolahan atau sistem penampungann yang baik.     Dalam upaya mengatasi masalah limbah tersebut, maka diadakan penelitian ini sehingga limbah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi Bata Beton   geopolimer. Penelitian dibatasi pada tinjauan pengaruh moralitas aktivator terhadap kuat tekan, suction rate dan bobot isi.   Penelitian yang dilakukan dengan percobaan laboratorium yaitu   Fly Ash limbah   PLTU Tanjung Jati yang dikaji pemanfaatannya , digunakan sebagai bahan   perekat pembuatan bata   Geopolimer.       Metode yang dilakukan dengan mereaksikan Fly Ash limbah PLTU Tanjung Jati tersebut dengan   NaOH dan Na SiO2.   Sehingga menjadi binder mortar bata geopolimer yang kemudian dicetak sebagai benda uji. Dari benda uji yang dibuat kemudian dilakukan pengujian,   jenis ujinya   antara lain;   Kuat Tekan, Uji Bobot Isi dan Uji Suction Rate.   Variasi campuran pada penelitian ini dengan moralitas binder 8 molar, 12 molar dan 16 molar.   Dari analisis diperoleh hasil untuk Kuat Tekan   8 M sebesar 13,3 Kg/Cm2; 12 M sebesar 18,3 Kg/Cm2; 16 M swbwsar 58,6 Kg/Cm2;   Untuk Siction Rate diperoleh hasil 8 M sebesar 15,6 gr/dm2/menit; 12 M sebesar 10 gr/dm2/menit; 16 M sebesar 6,4 gr/dm2/menit;   sedang untuk Uji bobot isi menunjukkan hasil, tidak ada pengaruh kepekatan binder terhadap bobot isi yaitu semua memiliki bobot isi   2,1   ton/m3.

Kata kunci   :   Fly Ash, Batu bata, Beton Geopolimer

Author Biographies

Sutarno Sutarno, Politeknik Negeri Semarang

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Semarang

Marchus Budi Utomo, Politeknik Negeri Semarang

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Semarang

Wahjoedi Wahjoedi, Politeknik Negeri Semarang

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Semarang

Mawardi Mawardi, Politeknik Negeri Semarang

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Semarang

References

”¦”¦”¦”¦., PLTU Tanjung Jati B Ramah Lingkungan, suaramerdeka.com. 21 Maret 2013

Kusdiyono,dkk, 2002, Modul Praktikum Uji Bahan Bangunan I, Politeknik Negeri Semarang.

Murdock LJ dan Brook KM. ( alih bahasa : Stefanus Hendarko Ir. ), 1986, Bahan dan Praktek Beton, edisi ke empat, Penerbit Erlangga Jakarta.

Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 85.1999, Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tanggal 7 Oktober 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Barang Berbahaya dan Beracun.

Windholz, M. 1976, The Merck Index, 9th Edition, Rahway, NJ, USA, Merck & Co.

Downloads

Published

2017-04-25

Issue

Section

Articles