KREATIVITAS SANDUR PAKELIRAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
DOI:
https://doi.org/10.32497/sitechmas.v6i2.6142Keywords:
Sandur, Pakeliran, Bojonegoro, SeniAbstract
Kesenian Sandur yang berkembang di Bojonegoro bukan sekedar permainan tradisional anak-anak Jawa, tetapi mempunyai makna dan filosofi yang mendalam. Sandur dimulai pada tahun 1965 hingga saat ini, namun terlihat terasing keberadaannya dari masyarakat Indonesia, khususnya budaya Jawa. Sanggar Bale Parawangsa merupakan kelompok seni yang berupaya untuk tetap melestarikan Sandur dengan menyajikan pementasan Sandur ketika mendapatkan panggilan di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Namun demikian terdapat beberapa kendala yang dihadapi sehingga menyebabkan kesenian sandur kurang diminati oleh masyarakat. Kualitas jalan cerita kurang menarik dan tata kelompok pelaku sandur yang kurang baik merupakan faktor-faktor yang menyumbang seni sandur kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Tujuan dari dilakukannya kegiatan pengabdian ini adalah untuk membantu menyelesaikan permasalahan mitra. Hasil dari kegiatan pengabdian ini nantinya akan berdampak pada kontribusi turut membantu melestarikan dan memperkenalkan budaya asli Indonesia yaitu kesenian sandur kepada masyarakat khususnya generasi muda dalam bentuk yang lebih modern dan menarik dengan penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan. Solusi yang diberikan adalah (1) Pelatihan manajemen seni pertunjukan, (2) peningkatan konsep pertunjukan modern seni sandur pakeliran, (3) pembuatan video pertunjukan seni sandur, dan (4) penyusunan buku seni sandur.References
A. Hidajad, “Sandur Bojonegoro Construction: A Sociocultural Representation of the Supporting Communities,” in International Joint Conference on Arts and Humanities 2023, Atlantis Press SARL, 2023, pp. 73”“92. doi: 10.2991/978-2-38476-152-4_8.
U. Fajarini, “Peran Kearifan Lokal bagi Pendidikan Karakter,” Sosiodidaktika, vol. 1, no. 2, pp. 123”“130, 2014.
A. S. Sholihah, “Ungkapan-Ungkapan Dalam Kesenian Sandur Di Kelurahan Ledok Kulon Kabupaten Bojonegoro(Kajian Etnolinguistik),” 2019.
N. M. Herfidiyanti, “Seni Sandur Ronggo Budoyo Tahun 1990-2014,” AVATARA, e-Journal Pendidik. Sej., vol. 2, no. 3, pp. 155”“168, 2014.
H. Sumiyani and A. Abdillah, “Sistem Kreativitas Sandur Bojonegoro dalam Pertunjukkan ”˜Selendang Kuning,”™” Gondang J. Seni dan Budaya, vol. 5, no. 1, pp. 127”“133, 2021.
A. N. Fitria and W. Warsono, “Strategi Sanggar Ngripto Raras Dalam Mempertahankan Kesenian Sandur Tuban Sebagai Wujud Nasionalisme Di Era Digital,” Innov. J. Soc. Sci. Res., vol. 4, no. 5, pp. 1”“15, 2024.
E. N. Firdaus and S. Sukmawan, “Peranan Sandur Kembang Desa Dalam Pelestarian Kesenian Sandur Di Bojonegoro, Jawa Timur,” Humanika, vol. 28, no. 1, pp. 17”“28, 2021, doi: 10.14710/humanika.v28i1.35771.
A. Setiawan, N. A. Hidayati, and M. Hawa, “Studi etnografi kesenian sandur sebagai kearifan lokal bojonegoro,” J. Pendidik. Edutama, vol. 1, pp. 1”“11, 2021.
A. Kurnianingsih, “Eksistensi Seni Tradisi ”˜Sandur”™ pada Masyarakat Modern di Desa Ledok Kulon Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro,” 2018.
J. C. Wibono, T. T. Susilowati, and A. M. Ali, “Membaca Sandur Bojonegoro dan Sandur Tuban,” Resital, vol. 10, no. 2, pp. 112”“122, 2009.
Ferdinandus Moses, “Strategi Komunitas: Sandur Di Bojonegoro, Jawa Timur,” J. Ilm. Sastra, vol. 8 NO 1, pp. 1”“10, 2018.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Jurnal Hilirisasi Technology kepada Masyarakat (SITECHMAS)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
The copyright of the received article shall be assigned to the journal as the publisher of the journal. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.


