Kawasan Sindoro-Sumbing kabupaten Temanggung merupakan daerah yang memiliki potensi besar untuk pengembangan kopi Arabica. Selama ini masyarakat kurang mengutamakan budidaya kopi karena komoditas ini kalah pamor dibandingkan tembakau. Kopi merupakan salah satu alternatif yang patut dikembangakan sebagai langkah diversifikasi. Namun masyarakat memiliki kesulitan permodalan untuk pengembangan usaha, belum bankable terutama di bank syariah, keterbatasan pemasaran karena hanya mengandalkan pemasaran offline, belum memanfaatkan teknologi internet dan kurangnya pengetahuan dan keterampilan mengenai Good manufacturing practice (GMP) untuk produk kopi bubuk.Kegiatan ini ditujukan untuk membantu masyarakat di desa Bansari Kabupaten Temanggung mengembangkan tanaman kopi menjadi komoditas yang alternatif. Metode yang digunakan untuk mengatasi masalah masyarakat adalah dengan pelatihan, pendampingan dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman masyarakat terhadap peran Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Peserta pelatihan juga menyatakan sudah menggunakan HP untuk mendukung kegiatan usaha dan pemasaran namun sebatas aplikasi WhatsApp dan bersedia untuk menggunakan aplikasi dan platform lain selama pendampingan. Terjadi peningkatan motivasi pasca pelatihan yakni perilaku positif untuk belajar mandiri budi daya dan mengolah kopi dengan pendampingan dari MPIG-KAJSS. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mitra pengabdian dalam melakukan proses diversifikasi ke tanaman kopi sebagai komoditas yang patut dipertimbangkan.